Keadilan, sebuah kata yang maknanya sangat luas. Banyak orang bersepakat dan bahkan menggunakan kata itu untuk sebuah perjuangan. Pada tulisan kali ini, saya ingin mengajak untuk melihat Keadilan dari hal-hal kecil saja. Gak usah yang berat-berat. Bagaimana keadilan dilakukan jika masih ada pemilihan kepada siapa suatu hal harus atau tidak dilakukan. Memilih siapa yang harus dan siapa yang tidak boleh pasti ada alasan subyektif. Misalnya begini, perlakuan seorang pramuniaga kepada customer yang datang seringkali diiringi dengan alasan subyektif. Customer yang kelihatan perlente, memakai pakaian bagus dengan membawa gadget merk ternama seringkali mendapat perlakuan lebih daripada seorang yang memakai pakaian lusuh dan gak meyakinkan.
Perlakuan seperti ini juga bisa menghinggapi pimpinan-pimpinan di kantor. Saya pernah menemukan model orang yang “silau” dengan kondisi materi bawahannya. Pimpinan itu merasa bersalah jika tidak memberikan posisi atau pendapatan yang sepadan dengan bawahannya itu. Apalagi jika dibarengi kepentingan pribadi misalkan sibawahan cantik, semlohay dan tajir orang tuanya. Atau alasan SARA.. misalnya satu ras dan agama. Penilaian berdasar alasan-alasan subyektif ini yang sering berbenturan dengan prinsip-prinsip keadilan.
Dalam dunia pendidikan juga ada hal seperti itu. Lihat saja bagaimana Ujian Nasional dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat mutu siswa. Bagaimana bisa dipahami jika buah apel disandingkan dengan buah mengkudu. Anak-anak orang mapan yang dibekali dengan les-les tambahan ini dan itu. Dengan asupan gizi yang lebih bagus. Dengan fasilitas dirumah yang lebih komplit lalu disandingkan dengan anak-anak dari orang tua yang kurang beruntung secara finansial. Memang betul ada dari mereka yang juga menunjukkan keberhasilan secara akademis. Tapi pertanyaannya; berapa persen?.
Keadilan juga bisa dijelaskan sederhana. Bagaimana perlakuanmu kepada sahabat-sahabatmu? Atas dasar apa kamu menghargai dan menghormati mereka. Sikap permisif diberikan kepada siapa? Atau bagaimana perasaanmu jika melihat ada yang membully temanmu yang tidak punya daya elak? Itu dulu deh..Saya gak mau lanjutin tema Keadilan ini yang berkaitan dengan Poligami. Hehehe…bisa runyam dan panjang nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar